Rabu, 18 Februari 2015

Istana Maimun di Kota Medan

Salah satu tempat tujuan wisata di Kota Medan untuk melepaskan penat dan menambah wawasan yang berada di Propinsi Sumatera Utara adalah Istana Maimun atau terkadang disebut juga Istana Putri Hijau. 

Bangunan atau alamat Istana Maimun tepatnya terletak di Jalan Brigjen Katamso Kelurahan Sukaraja, kecamatan Medan Maimun.

Memadukan unsur-unsur kebudayaan melayu dengan gaya Islam, Spanyol, India dan Italia. Istana Maimun didesain oleh arsitek Italia dan dibangun oleh Sultan Deli yaitu Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah yang merupakan keturunan Raja ke-9 dan dibangun pada 26 Agustus1988 dan diresmikan pada 18 Mei 1891.

Pola arsitektur Belanda terlihat dari bentuk pintu dan jendelanya yang lebar dan tinggi. Ada pula prasasti marmer di depan tangga ditulis dengan huruf Latin dalam bahasa Belanda. Pengaruh Islam terlihat dari bentuk lengkung (arcade) di bagian atap yang bentuknya menyerupai perahu terbalik (lengkung persia) yang biasanya dijumpai pada bangunan-bangunan di kawasan Timur Tengah.

Sumber gambar : commons.wikimedia.org


Luas istana lebih kurang 2.772 meter persegi, dengan halaman yang luasnya mencapai 4 hektar. Panjang dari depan kebelakang mencapai 75,50 m. dan tinggi bangunan mencapai 14,14 m. Bangunan istana bertingkat dua, ditopang oleh tiang kayu dan batu.

Terdapat juga meriam yang memiliki legenda tersendiri di istana ini dan orang Medan menyebut meriam ini dengan sebutan meriam puntung.


sumber gambar : damaniqueen.blogspot.com


Alkisah, di Kerajaan Timur Raya, hiduplah seorang putri yang cantik jelita, bernama Putri Hijau karena tubuhnya memancarkan warna hijau. Ia memiliki dua orang saudara laki-laki, yaitu Mambang Yasid dan Mambang Khayali. Suatu ketika, datanglah Raja Aceh yang berniat hendak meminang Putri Hijau, namun, pinangan ini ditolak oleh kedua saudaranya. Raja Aceh menjadi marah, lalu menyerang Kerajaan Timur Raya dan berhasil mengalahkan Mambang Yasid. Saat tentara Aceh hendak masuk istana menculik Putri Hijau, mendadak terjadi keajaiban, Mambang Khayali tiba-tiba berubah menjadi meriam dan menembak membabi-buta tanpa henti. Karena terus-menerus menembakkan peluru ke arah pasukan Aceh, maka meriam ini terpecah dua. Bagian depannya ditemukan di daerah Surbakti, di dataran tinggi Karo, dekat Kabanjahe. Sementara bagian belakang terlempar ke Labuhan Deli, kemudian dipindahkan ke halaman Istana Maimun.
 
Bangunan bersejarah ini terbuka untuk umum setiap hari dari pukul 08.00 hingga 17.00 WIB. Tarif masuknya Rp. 3.000,- untuk anak-anak dan Rp. 5.000,- untuk dewasa, kecuali bila ada penyelenggaraan upacara khusus.

sumber gambar : ms.wikipedia.org

Istana Maimun merupakan salah satu cagar budaya Bangsa Indonesia yang memiliki nilai history yang tinggi, namun sayang Istana ini terkesan kurang terawat, kemungkinan karena kurangnya biaya yang dimiliki oleh keluarga sultan, dan selama ini, biaya perawatan amat tergantung pada sumbangan pengunjung yang datang. 

Tentu saja peran serta Pemerintah baik Daerah maupun Pusat dan semua pihak yang konsern sangat diharapkan agar cagar budaya bangsa ini bisa tetap terawat, terjaga dan lestari.

0 komentar:

Posting Komentar

Selamat berlibur dan berwisata, silahkan tinggalkan komentar untuk kenang-kenangan....