Bagi sebagian orang, mendaki gunung adalah pekerjaan yang sia-sia atau hanya membuang-buang waktu, tenaga dan biaya yang tidak sedikit. Namun tidak demikian hal nya dengan teman-teman yang memiliki hobi mendaki gunung. Karena pada saat mendaki gunung, banyak hal, kejadian dan pengalaman yang bisa didapatkan.
Saat kuliah, aku sering pergi mendaki gunung, mulai dari gunung yang tidak terlalu tinggi, hingga yang tinggi. Banyak kejadian dan pengalaman yang aku dapatkan saat mendaki gunung. Selain itu aku juga bisa mendapatkan kenalan dan teman baru dari berbagai daerah yang kebetulan sama-sama mendaki gunung.
Walaupun peralatan mendaki gunung tidak lengkap dan memadai, namun aku dan beberapa orang teman tetap menikmati kegiatan mendaki gunung ini. Persiapan mendaki gunung yang kami lakukan pun hanya sekedarnya, karena memang mendaki gunung bukanlah hobi utama kami, namun kami menikmati waktu saat mendaki gunung.
Pengalaman yang pernah aku dapatkan saat mendaki gunung diantaranya adalah, aku dan teman-temanku pernah tersesat selama kurang lebih 5 hari, namun saat itu kami bisa bertindak normal dan tidak panik. Selama 5 hari tersesat, banyak pengalaman baru yang kami rasakan. Misalnya kami harus menghemat betul-betul persedian air minum yang ada, sedangkan bahan makanan kami sudah habis. Selain itu, kami juga harus tidur di tebing yang agak curam, karena saat itu kami belum menemukan jalan setapak.
Saat itu kami mendaki gunung Arjuna, sesaat setelah mencapai puncak dan dalam perjalanan turun, kami berinisiatif untuk melanjutkan perjalanan ke gunung Welirang yang berada tidak jauh dari gunung Arjuna. Walaupun kami belum pernah melakukan perjalanan langsung dari gunung Arjuna ke Welirang, namun kami ingin mencobanya.
Bersama dengan beberapa kenalan baru saat berada di gunung Arjuna, kami berjalan menuju gunung Welirang yang sebelumnya belum pernah kami lalui atau lewati.Perjalanan awalnya normal dan baik-baik saja, namun beberapa jam kemudian setelah hari mulai gelap, kami baru sadar bahwa kami tersesat dan tidak melalui jalan yang seharusnya, hingga akhirnya kami kehilangan jalan setapak. Selain itu, saya dan teman-teman terpisah dengan kenalan baru kami yang berasal dari Jakarta dan Bandung dan entah bagaimana dengan nasib mereka.
Sungguh tersiksa rasanya jika di saat mendaki gunung seperti itu, kita mengalami sesat jalan, bahkan tidak sedikit yang berakhir dengan tragis. Namun untungnya kami tidak mengalami hal tragis tersebut, walaupun tidak ada perbekalan makanan dan sisa air minum yang ada hanya sedikit, namun kami bisa bertahan hingga 5 hari dan beruntungnya kami bisa menemukan kembali jalan setapak yang menuju ke gunung Welirang.
Dengan sedikit berlari kami bergegas melalui jalan tersebut dengan harapan bisa segera sampai di gunung Welirang dan menemukan sumber air. Harapan kami terkabul, tidak berapa lama setelah kami berjalan, kami sampai di basecamp yang berada di gunung Welirang.
Di basecamp tersebut dekat dengan sumber mata air, sehingga kami bisa minum dengan sepuasnya untuk menghilangkan dahaga kami selama beberapa hari tersesat. Dari pengalaman ini, saya bisa mengambil hikmah bahwa kegiatan mendaki gunung bukanlah kegiatan main-main. Semua harus dipersiapkan dengan baik, mulai dari peralatan mendaki gunung, perbekalan, dan pengetahuan mengenai jalur yang akan dilewati. Semoga teman-teman yang akan mendaki gunung tidak sampai mengalami kejadian atau pengalaman seperti ini yaitu tersesat hingga 5 hari.
Sayangnya saat itu sekitar tahun 1997 an, belum jamannya handphone atau gadget dengan kamera yang bagus dan canggih seperti saat ini, sehingga saya tidak memiliki dokumentasinya.













thanks sharingnya gan. Saya juga pernah kesasar waktu mendaki gunung (maklu saat itu pertama kali) dan itu juga bukan gunung tapi cuman bukit. Tapi itu bikin tambah semangat untuk mendaki lagi
BalasHapus